“Masih ingat tidak waktu pertama kali kita masuk SMP?”
Pertanyaan itu sering muncul di kepala kami belakangan ini. Mungkin karena waktu terasa berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin kami berdiri canggung di barisan upacara pertama, mengenakan seragam putih biru yang masih kebesaran, dan saling pandang dengan teman-teman baru yang belum dikenal.
1. Masa Perkenalan yang Penuh Warna
Saat pertama kali kami memasuki gerbang SMP, semuanya terasa baru. Seragam putih biru, ruang kelas yang lebih besar, guru-guru yang belum dikenal, hingga pelajaran yang terasa lebih sulit dari SD. Tapi seiring waktu, semua mulai terasa nyaman. Kami mulai membentuk lingkaran pertemanan, belajar saling mengenal, dan menemukan guru-guru yang ternyata tidak seseram kelihatannya.
Momen-momen seperti upacara pertama, perkenalan antar siswa baru, atau pertama kali kena hukuman karena telat adalah hal-hal sederhana yang justru paling membekas dalam ingatan.
2. Persahabatan dan Kegiatan yang Menguatkan
Selama tiga tahun, kami melalui banyak kegiatan bersama. Mulai dari belajar kelompok, mengerjakan tugas mendadak, hingga menghadapi ujian akhir. Tapi di balik itu, ada banyak kejadian lucu dan tak terlupakan yang terjadi hampir setiap hari.
Kami sering jajan bareng ke kantin, walaupun kadang harus rebutan gorengan karena cepat habis. Ada juga momen saat kami makan bareng di kelas diam-diam waktu jam istirahat hampir habis—sambil was-was takut guru datang. Dan yang paling seru, kami pernah rebutan kipas angin kelas karena panasnya luar biasa. Yang duduk dekat kipas dianggap paling beruntung, sampai akhirnya kami sepakat gantian tempat duduk tiap minggu.
Waktu tugas menumpuk, kami sering mengerjakan PR bersama. Kadang jadi serius, tapi lebih sering malah ngobrol dan ketawa-ketawa. Meski begitu, tugas tetap selesai—entah hasilnya benar atau tidak, yang penting bareng-bareng. Saat pentas seni, kami latihan sampai sore. Ada yang salah gerakan, ada yang jatuh waktu tampil, tapi semua itu justru jadi cerita yang bikin ngakak kalau diingat.
3. Kenangan Bersama Guru: Lebih dari Sekadar Mengajar
Guru-guru di SMP kami bukan hanya pengajar, tapi juga pembimbing dan sahabat. Setiap hari setelah pelajaran selesai, kami terbiasa mengucapkan, “Terima kasih, Bu/Pak!” atau “Kami sayang ibu/pak guru!” sebagai bentuk penghargaan dan rasa hormat. Walaupun sederhana, kebiasaan ini terasa hangat dan membuat kami semakin dekat dengan para guru.
Ada guru yang selalu tersenyum walau kami ribut, ada juga yang tegas tapi diam-diam suka memberi motivasi. Beberapa guru suka bercanda, sampai-sampai kelas berubah jadi ruang stand-up comedy sebentar. Tapi saat serius, mereka juga mampu membuat kami fokus dan semangat belajar.
4. Momen Perpisahan yang Mengharukan
Waktu berjalan cepat. Tiba-tiba kami sudah duduk di kelas 9 dan harus mempersiapkan perpisahan. Suasana latihan pentas seni, pembuatan video kenangan, dan penyusunan buku tahunan penuh dengan haru dan tawa. Kami sadar, masa-masa indah ini tidak akan terulang.
Beberapa dari kami mungkin akan bersekolah di tempat yang berbeda, tapi ikatan yang telah terjalin selama tiga tahun ini tidak akan mudah hilang. Kami membawa pulang lebih dari sekadar ijazah—kami membawa kenangan.
Tiga tahun di SMP telah memberi kami sejuta cerita yang tak akan pernah terlupa. Dari pertemuan pertama hingga perpisahan terakhir, semua meninggalkan jejak yang membentuk siapa kami hari ini.
Bagi adik-adik kelas, nikmatilah setiap detik di bangku SMP. Karena saat semua sudah berlalu, kamu akan sadar bahwa masa SMP adalah salah satu masa terbaik dalam hidupmu. Dan bagi kami, tiga tahun ini adalah hadiah yang akan selalu kami kenang.
